Hampir Menemui Kematian

Bismillah



 Jika hari ini adalah hari terakhirmu, sudah untuk apa saja waktu hidupmu kaugunakan?

Pertanyaan itu terus terngiang di kepalaku. Mengenai hari kematian, entah kapan akan menghampiri, aku berharap bahwa aku tengah di lingkaran kebaikan dan tidak sedang melupakan Allah.

Hari itu akan segera tiba. Bisa jadi satu detik setelah detik ini berdenting di jam dinding. Kautak akan pernah bisa mengira kapan kauakan menemui kematian. Innàlillahi wainnàilaihi ràji'ùn.

Allah Subhanahu Wa Taala berfirman:
"Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh ...."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 78)

Kauakan segera menemui ajalmu. Kautak meminta, tetapi Allah sudah menakdirkannya itu pasti akan terjadi. Percuma kaumenolak, percuma kaumencoba menghindar. Kematian adalah sesuatu yang melekat pada diri kita. Hanya menunggu waktu yang pada akhirnya semua akan terjadi. Kauakan menemui saat napas tak lagi berembus dan detak jantung tak lagi ada.

Aku, hampir menemui kematian. Dan alangkah menyesalnya aku jikalau itu hari terakhirku. Aku masih lalai. Aku masih sempat melakukan hal yang Allah benci. Menangis, aku menangis. Bukan tanpa sebab. Namun, jika teringat akan kelalaian hari itu. Aku merasa bahwa dosa tengah melekat dan pahala juga ala kadarnya.

Aku paham, kalau semuanya akan terjadi. Sebagai pelatihan, inilah rasanya ketika nyawa antara kehidupan dan kematian. Aku hanya berpikir bahwa ... "Jangan dulu."

Memang aku siapa bisa mengundur waktu yang sudah ditentukan Allah. Mungkin waktu itu memang bukan waktu ajalku sebenarnya. Namun, aku tahu, ternyata rasanya bagai segala kenikmatan dunia itu tak ada rasanya. Hambar sekali.




Sebagai pengingat, ini berfungsi. Bahwa kematian tidak menunggu kamu. Kamu harus melakukan kebaikan dahulu, kamu harus mengingat Allah dahulu. Tidak, kematian tidak akan sempat menunggu semua itu. Maka, perbaikilah hari-harimu, dan pikirkan saat detik terakhirmu akan merenggut segala kenikmatan dunia yang kauagung-agungkan.

Berhentilah berpikir "Aku harus meraih ini dan itu." Boleh, apabila itu memiliki tujuan sebagai jalan lebih dekat dengan Allah. Kalau hanya untuk kesenangan dunia, percuma. Kaumenemui maut, habis sudah. Terputus segala yang kauusahakan mati-matian sampai sempat melupakan Allah.

Aku mengajak kamu yang sedang membaca ini. Jikalau kamu masih berada di jalan yang salah, menyingkirlah! Ayo bersama kita raih rida Allah! Ayo berubah! Ayo bergerak ke langkah yang lebih baik!




Tertanda,
Aku
Yang hampir menemui kematian

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku, Pendosa Ulung

(12) Cerita Yang Baru

Refleksi